Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Tsunami kecil landa Sabang dan Laboh

Badan Metorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyatakan, telah terjadi tsunami kecil untuk dua wilayah di Provinsi Aceh, yakni Laboh setinggi 0,8 meter dan Kota Sabang di Pulau Weh dengan ketinggian air 0,6 meter. Tsunami kecil tersebut terjadi serentak pada pukul 17.00 WIB, demikian analis BMKG Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Slamet Riyadi, di Pekanbaru, Rabu petang. Pada sekira pukul 08.00 WIB, Minggu 26 Desember 2004, terjadi tsunami pada taraf katastrofik masif menyusul gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter di Aceh. Diperkirakan 120.000 warga di provinsi itu kehilangan nyawa, tidak lagi terhitung kerugian harta benda akibat bencana alam itu. Puluhan negara dan badan-badan internasional bahu-membahu mengulurkan tangan kepada Indonesia saat itu dan sesudahnya.

Waspadai gempa di selatan Jawa Tengah

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah meminta masyarakat dan pemerintah daerah yang ada di wilayah Jateng bagian selatan terus mewaspadai kemungkinan terjadinya gempa bumi. "Harus terus waspada karena Jateng bagian selatan merupakan jalur gempa," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Jateng, Evi Luthfiati, di Semarang, Rabu. Kawasan pesisir Cilacap, Jawa Tengah, pernah mengalami kerusakan cukup parah karena gempa bumi pada 2006. Luthfiati mengatakan sikap waspada harus terus dijaga karena gempa tidak dapat diprediksi waktunya dan kekuatannya. "Gempa tidak dapat diprediksi, berbeda dengan hujan. Gempa datangnya sekonyong-konyong, sehingga masyarakat harus terus waspada," katanya. Ia menjelaskan di daerah bagian selatan Jawa Tengah --terutama dasar laut Hindia-- merupakan tempat pertemuan lempeng Asia dan lempeng Australia. Masyarakat Jawa Tengah yang berada di bagian selatan di antaranya warga yang berada di daerah Cilacap, Yogyakarta, Ke

Gempa Simeulue Bisa Percepat Gempa Besar Mentawai

Gempa Simeulue berkekuatan 8,5 Skala Richter (SR) pada Rabu (11/4/12) pukul 15.38 WIB diperkirakan memicu dan mempercepat gempa besar di lokasi yang belum keluar energi besarnya, yakni jalur Nias ke selatan atau Mentawai Enggano. "Jadi perlu diwaspadai, apalagi gempa di Simeulue dinilai aneh mengingat ahli geologi sebelumnya menganggap jalur Nias, Simeulue Aceh sudah aman atau tidak ada gempa besar dalam waktu dekat pascagempa di Aceh pada 2004 yang berujung pada tsunami, dan di Nias 2005," kata ahli geologi di Sumut Timbul Raya Manurung di Medan, Rabu. Gempa Simeulue yang cukup kuat terasa hingga di daerah lain Sumatera seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat harus dievaluasi lagi. Para ahli geologi diminta melakukan studi lagi kemungkinan percepatan pergerakan lempeng. Gempa yang kuat itu akan memicu kegiatan vulkanik di Bukit Barisan, kata Timbul, yang alumni Fakultas Geologi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada 1986 itu. "Harus ada kajian lebih mend